BAZNAS dan BSI Tingkatkan Layanan Zakat Perkuat Ekonomi Umat
JAKARTA -- Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI bersama Bank Syariah Indonesia (BSI) berupaya untuk mendorong peningkatan layanan pengelolaan zakat di Indonesia. Upaya itu diharapkan dapat menciptakan dampak yang signifikan dalam memperkuat ekonomi umat.
Hal itu tertuang dalam agenda Berbagi Ilmu Berbagi Pengalaman dengan tema ”Potensi Sinergi Strategis Antara Bank Syariah Indonesia dengan BAZNAS dan LAZ”. Turut hadir Pimpinan BAZNAS RI Bidang Transformasi Digital Nasional Prof Ir H M Nadratuzzaman Hosen MS, MSc, PhD, dan Sales & Distribution Director PT Bank Syariah Indonesia, Anton Sukarna pada Selasa (5/2/2024), yang juga disiarkan melalui kanal Youtube BAZNAS TV.
Dalam paparannya, Pimpinan BAZNAS RI Bidang Transformasi Digital Nasional, Nadratuzzaman Hosen mengatakan, sinergi strategis antara BAZNAS dan BSI dapat saling memberi manfaat melalui kerja sama yang dapat memberikan kontribusi positif bagi perkembangan ekonomi syariah di Indonesia.
"Kami percaya bahwa sinergi antara sektor keuangan syariah, lembaga pengelola zakat, dan lembaga pengelola dana sosial dapat menciptakan dampak yang signifikan dalam memperkuat ekonomi umat dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ujar Nadratuzzaman.
Menurut Nadratuzzaman, sinergitas ini yang juga diharapkan diikuti oleh BAZNAS kabupaten/kota akan memperkuat mekanisme distribusi Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS) melalui pendekatan yang lebih efektif dan terukur.
"Melalui produk-produk syariah yang ditawarkan oleh BSI akan membuat BAZNAS dan LAZ akan memainkan peran penting dalam mengidentifikasi penerima manfaat yang berhak serta memastikan bahwa dana zakat dan infak dikelola secara transparan dan akuntabel," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Sales & Distribution Director PT Bank Syariah Indonesia Anton Sukarna mengatakan, saat ini masih banyak potensi zakat yang belum tergali secara optimal. Untuk itu, diperlukan sinergitas antara lembaga keuangan syariah dan lembaga zakat untuk memanfaatkan potensi zakat yang tiap tahun makin meningkat.
"Kita menyadari bahwa trend peningkatan zakat di Indonesia kian meningkat setiap tahunnya, namun dilemanya realisasi yang sedikit berjarak dengan potensi zakat. Potensi zakat yang kian tahun meningkat harus menjadi peluang besar untuk meningkat pelayanan yang diberikan dengan pengelolaan sistem yang baik atau memiliki integrasi sistem. Ketika ada sinergi dibangun maka akan ada hal-hal baru yang akan didapatkan," ujar Anton.
Menurut Anton, BSI dan BAZNAS memiliki keunggulan masing-masing dalam pengelolaan zakat sehingga ketika dua kemampuan yang dimiliki itu disatukan maka akan membawa dampak positif dalam pengembangan zakat, infak dan sedekah di tanah air, salah satunya akan lahir muzaki-muzaki baru.
"Di Bank Syariah kita memiliki kapabilitas dalam pengelolaan finansial model, sementara teman-teman di BAZNAS punya kemampuan dalam literasi dan pendekatan stakeholder daerah. Mudah-mudahan kita bisa mendorong kerjasama yang lebih baik," harapnya.
Anton mengatakan, BSI memiliki tujuan yaitu menjalankan fungsi sosial dalam bentuk lembaga baitul mal, yaitu menerima dana zakat yang berasal dari zakat, infak, sedekah, hibah atau dana sosial lainnya dan menyalurkan kepada organisasi pengelola zakat.
"Perbankan syariah bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan keadilan, kebersamaan, dan pemerataan kesejahteraan rakyat," tuturnya.
Untuk itu, lanjut Anton, BSI akan memberikan akses yang lebih mudah bagi masyarakat untuk menyalurkan zakat dan donasi mereka melalui produk-produk perbankan syariah yang tersedia.
"Dengan kemitraan ini, kami berharap dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya zakat dalam memajukan ekonomi umat serta meningkatkan kesejahteraan sosial," tandasnya.
Kolaborasi antara BSI, BAZNAS, dan LAZ diharapkan dapat menjadi contoh bagi lembaga-lembaga keuangan syariah lainnya untuk berperan aktif dalam membangun ekonomi berkelanjutan dan inklusif yang berlandaskan pada nilai-nilai keadilan sosial dan kesejahteraan umat.