Mahasiswa Indonesia di Rusia Bahas Indonesia 2045 dalam Transisi Geoplolitik Global
JAKARTA -- KBRI Moskow bersama Perhimpunan Mahasiswa Indonesia di Rusia (Permira) menyelenggarakan diskusi bertema “Indonesia 2045 Dalam Transisi Geopolitik Global” secara hybrid di KBRI Moskow (28/2/2024).
Sebanyak 60 mahasiswa mengikuti diskusi yang dipandu moderator Indre Wanof, mahasiswa S-2 kampus STANKIN Moskow jurusan Management High-Technology. Narasumber yang hadir secara luring adalah Dede Nurdin Sadat (Pakar Hukum Lingkungan Internasional), Nuhammad Ma’ruf (Direktur Global Thinkers Institute), dan Sabrang Mowo Damar Panuluh (seniman dan pakar AI). Secara luring hadir Hendradjit (Ketua Global Future Institut) dan Faruq Ibnul Haqi (Sekjen Ikatan alumni PPI).
Dubes Jose Tavares pada sambutannya menyampaikan relevansi topik diskusi dengan situasi geopolitik kawasan saat ini yang cukup berdampak bagi dunia termasuk Indonesia.
“Menuju Indonesia Emas 2045, mahasiswa Permira yang akan menjadi pemimpin Indonesia masa depan, akan dihadapi tantangan yang kian kompleks sehubungan kompetisi perolehan SDA, inovasi teknologi, perubahan iklim, dsb. Melalui diskusi ini diharapkan ada solusi dan insight konstruktif dalam memaksimalkan peran Indonesia di panggung global sekaligus dalam menghadapi tantangan geopolitik di depan,” tutur Dubes Tavares dalam keterangan resmi KBRI Moskow.
Selama 2 jam interaktif, para narasumber memaparkan beragam tema menarik dan memancing pemikiran mahasiswa berdiskusi. Dede Nurdin Sadat menyinggung pentingnya pembelajaran dari tragedi Kapal Titanic berkaitan dengan lingkungan hidup, berbagai indikator dampak kerusakan lingkungan hidup, peran pemerintah dan masyarakat bagi pembangunan lingkungan hidup dan perlunya kebijakan konkrit pemerintah untuk mendorong pembangunan lingkungan yang berkelanjutan.
Muhammad Mar’uf dalam paparan berjudul “Revolusi Industri 4.0 Berbasis Ideologi Geopolitik Pancasila” antara lain menyinggung arti penting AI dalam mempengaruhi geopolitik dunia dan peran ilmu pengetahuan alam dan revolusi industri dalam mempercepat kemajuan Indonesia. Ketua GFI Hendrajit secara daring mengangkat isu transisi geopolitik dunia dari unipolar menjadi multipolar. Sedangkan Faruq Ibnul Haqi menilai kondisi geopolitik dunia yang sangat mengkhawatirkan dewasa ini sehingga Indonesia dituntut untuk dapat mengambil langkah tepat dalam menentukan arah politik serta mampu menjadi penyeimbang situasi geopolitik dunia.
Sabarang Mowo Damar Panuluh yang dikenal sebagai seorang pemikir, ilmuwan, budayawan dan opinion makers Indonesia menekankan pentingnya Artificial Narrow Intelligence (ANI), Artificial General Intelligence (AGI) dan Artificial Super Intelligence bagi kehidupan umat manusia ke depan. Di singgung pula perlunya Indonesia memiliki diplomat yang berwibawa agar Indonesia disegani negara lain. Menutup paparannya, Gus Sabrang menampilkan lagu “Ruang Rindu” yang disambut riuh peserta seminar.
Para narasumber yang hadir di KBRI Moskow sebelumnya berpartisipasi di acara “Moscow Multipolarity Forum” dan “The Second Congress of the International Movement of Russophiles” yang digagas Kementerian Luar Negeri Federasi Rusia dan Kantor Administrasi Kepresidenan Rusia di Lomonosov Cluster Center, Universitas Negeri Moscow tanggal 26–28 Februari 2024. (Sumber: KBRI Moskow).