Haji dan Eksekusi Doa
JAKARTA -- Ini merupakan sebuah renungan haji oleh Kang Abay (B Farid Wazdi) ketika berada dalam tenda di Mina, Makatul Mukaromah. Pekan ini, hampir semua jamaah haji Indonesia telah kembali ke tanah air. Insya Allah dengan membawa spirit baru, spirit haji.
Secara bahasa "haji" memiliki arti "menuju". Menurut etimologi bisa berarti "tujuan" atau "maksud". Maksud dan tujuan haji adalah melengkapi rukun Islam, yakni memenuhi rukun Islam yang ke 5. Selain itu, haji juga bertujuan sebagai sarana kontemflasi, merenungi apa yg telah kita berbuat, kemudian bertobat dan berdo'a. Diharapkan setelah bertobat, kita akan menjadi suci lahir batin, doa-doa kita juga akan dikabulkan Tuhan. Apa lagi, kita berdoa di tempat-tempat yang mustajab.
Jika kita telah bertobat dan berdoa di tempat mustajab, mungkin sebagian kita bertanya-tanya, "mengapa sebagaian besar penduduk miskin bangsa kita adalah orang Islam?" mengapa sebagian besar negara dunia ketiga adalah umat Islam? mengapa yang banyak tertindas adalah umat Islam?... Apakah saat kita berdoa saat berhaji, kita tidak mendoakan umat Islam? kemakmuran rakyat kita? kemajuan umat Islam di seluruh dunia?
Ah... pastinya kita telah berdoa untuk itu semua. Kita berdoa untuk pembebasan Palestina, kita berdoa untuk muslim Rohingnya, untuk kemakmuran rakyat kita, yang sebagian besar tentunya umat Islam, dan masih banyak doa doa lainnya. Lalu mengapa? Apakah Tuhan Yang Maha Kuasa tidak berkenan mengabulkan doa kita?
Tentu tidak, pastinya Tuhan mengabulkan doa kita, karena itu Janji Tuhan.
Mengapa seolah doa-doa itu belum sampai?
Ibrahim, Ismail dan Hajjar memberikan hikmahnya kepada kita, nyata melalui kisah perjalanan hidupnya. Ibrahim adalah kekasih Tuhan, penyeru kepada kebaikan dan taqwa. Hajar merupakan istri Ibrahim, juga kekasih Tuhan, karena ketaatannya pada Tuhan sehingga ridha saat datang perintah kepada Ibrahim agar meninggalkannya bersama bayinya di padang nan tandus.
Sebagai kekasih Tuhan, Ibrahim berdoa saat meninggalkan anak istrinya. Memasrahkan kepada Tuhan untuk kemudian berangkat berdakwah. Hajjar, sebagai kekasih Tuhan... ternyata berusaha keras berlari kesana kemari dengan perasaan panik dan cemas, mencari air untuk bayinya, antara bukit Shofa dan Marwah, bolak balik sampai 7 kali. Mengapa Hajjar harus berlari....?...bukankah ia adalah kekasih Tuhan?....orang yang istimewa di hadapan Tuhan.
Tuhan telah mengajarkan kepada kita, melalui contoh Hajjar, bahwa seorang kekasih Tuhan pun tidak hanya berdoa, tetapi ia melakukan EKSEKUSI atas doa-doa yang dipanjatkan. Setelah tujuan atau visi atau doa itu kita sampaikan kepada Tuhan di tempat-tempat mustajab, langkah selanjutnya adalah bagaimana mengeksekusi doa-doa itu melalui langkah langkah kecil (Sa'i), di evaluasi berkali-kali, seperti Hajjar yang berbolak balik antara bukit Sofa dan Marwah, tak kenal lelah bahkan sampai tujuh kali.
Tujuh kali bermakna harus sabar dalam setiap usaha mengeksekusi doa-doa kita. Tidak ada Bantuan Langsung dari Tuhan (BLT). Tuhan memberikan pelajaran pada umat manusia bahwa manusia seistimewa Hajjar saja tidak diberikan BLT, apalagi kita. Tuhan tidak memberikan pelajaran dengan langsung memberikan segala kebutuhan Hajjar, tetapi Tuhan mengajarkan kepada Hajjar untuk berdoa dan mengeksekusi doanya dengan sabar, ulet, dan tekun.