Home > News

Menag Klarifikasi: Kami yang Minta Maaf, Bukan Pemerintah Saudi

Kemacetan di Armuzna pada puncak haji 2025 tidak hanya terjadi pada jamaah haji RI.
Menag Nasruddin Umar Sumber:dok MCH
Menag Nasruddin Umar Sumber:dok MCH

Laporan Jurnalis Republika, Teguh Firmansyah, dari Makkah, Arab Saudi

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Menteri Agama (Menag) RI Nasaruddin Umar meluruskan kabar perihal Pemerintah Arab Saudi yang disebut meminta maaf usai fase puncak haji di Arafah Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Menurut Imam Besar Masjid Istiqlal itu, dirinya tidak pernah menyatakan hal tersebut.

"Saya menyatakan kali ini bahwa itu tidak benar," ujar Menag Nasaruddin Umar dalam jumpa pers di Makkah, Arab Saudi, Rabu (11/6/2025).

"Kalau ada kelemahan-kelemahan yang ada di dalam pelaksanaan haji itu, kami minta maaf, tapi bukan Pemerintah Saudi Arabia (yang) minta maaf," sambung dia.

Dalam masa puncak haji 1446 H/2025 M, yakni pada 5-9 Juni lalu, memang ada berbagai catatan. Soal kemacetan yang terjadi di Muzdalifah, menurut Menag, kejadian tersebut tidak hanya dialami jamaah haji Indonesia. Ia mengatakan, kepadatan juga berimbas pada jamaah dari berbagai negara lainnya.

Kepadatan tersebut menyebabkan pemberangkatan jamaah haji RI mengalami keterlambatan dari target yang ditentukan. Bahkan, sebagian anggota jamaah haji Indonesia memutuskan untuk berjalan kaki dari Muzdalifah ke Mina

"Nah mengenai adanya (jamaah haji RI) jalan kaki dari Muzdalifah ke Mina, itu disebabkan karena nanti takut kepanasan. Jadi kemah-kemah orang-orang di sebelah Nigeria itu jalan kaki, ikut-ikutan," kata Menag.

Baca juga: Mengapa Sebagian Jamaah Haji Berjalan Kaki dari Muzdalifah ke Mina? Begini Penjelasan Kemenag

Padahal, tutur Menag, petugas haji telah menyampaikan bahwa bus untuk menjemput jamaah RI pasti datang. Namun, banyak yang tidak sabar menunggu sehingga memutuskan untuk berjalan kaki sekira 4 km dari Muzdalifah ke Mina.

"Karena tidak sabarnya, dia jalan kaki. Nah, kalau sudah jalan kaki kan kita tidak bisa mengidentifikasi itu busnya siapa," jelas Menag.

× Image