Biaya Periksa Kehamilan hingga Operasi Dijamin, Yuni Tenang Jadi Peserta JKN

YOGYAKARTA – Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikelola BPJS Kesehatan telah memberikan jaminan pada jutaan masyarakat Indonesia. Layanan kesehatan bisa dirasakan seluruh lapisan tanpa mengkhawatirkan biayanya. Salah satunya dialami oleh Sri Wahyuni, warga Banguntapan, Bantul yang sudah sejak tahun 2016 silam menjadi peserta aktif JKN.
“Dulu menjadi peserta JKN awalnya didaftarkan dari kantor tempat bekerja. Di kantor dulu menggunakan sistem klaim untuk jaminan kesehatan karyawan, lalu beralih ke BPJS Kesehatan,” ujar wanita yang akrab disapa Yuni ini, Selasa (03/06).
Sebagai peserta dari badan usaha, iuran JKN Yuni dipotong 1% dari penghasilannya dan 4% ditanggung badan usaha tempatnya bekerja. Dengan nominal yang menurutnya terjangkau, cakupan manfaat JKN bisa melindungi Yuni dan keluarganya. Ia pun langsung merasakan penjaminan JKN untuk pemeriksaan kehamilan tepat di tahun 2016 juga.
“Pertama kali saya menggunakan JKN untuk mengakses layanan periksa kehamilan tahun 2016. Saat itu saya hamil anak kedua dan karena sudah terdaftar sebagai peserta JKN, mulai dari periksa kehamilan sampai saya melahirkan ditanggung semuanya,” kata Yuni.
Tak berhenti sampai di sana, anak Yuni mengalami sakit pada bagian tenggorokan. Setelah dokter melakukan pemeriksaan, ternyata anak Yuni menderita radang amandel dan kondisinya mengharuskan dilakukan operasi. Radang ini disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri yang menyebabkan gejala nyeri saat menelan, demam hingga bengkak pada amandel.
“Operasi amandelnya gratis tanpa dipungut biaya apapun. Anak saya sempat merasa sakit tenggorokan kemudian saya bawa berobat dan harus operasi. Untuk berobatnya pun juga dijamin, sehingga untuk mengatasi amandel anak saya tidak ada biaya yang kami keluarkan,” kata Yuni senang.
Bahkan manfaat kepesertaan JKN dirasakan hingga ke orang tua Yuni. Memasuki usia lanjut bukan menjadi penghalang mendapat perlindungan jaminan kesehatan, semua peserta dari seluruh kalangan bisa mendapatkan manfaat.
“Kebetulan orang tua saya juga peserta JKN dan turut juga terbantu saat membutuhkan pengobatan hingga di rumah sakit. Orang tua saya sakit varises esofagus sampai rawat inap sekitar satu minggu. Semua dijamin oleh JKN,” ujar Yuni.
Sakit yang diderita orang tua Yuni ternyata masih membutuhkan perawatan lebih lanjut. Saat itu orang tua Yuni mendapat penyakit tersebut pada bulan Januari tahun 2025 lalu. Hingga saat ini orang tuanya masih diwajibkan untuk menjalani kontrol rutin.
“Beberapa bulan ini ibu saya kontrol di Rumah Sakit Bethesda. Kemarin kepesertaan sempat tidak aktif karena bapak meninggal. Kemudian oleh ibu diurus dan kepesertaan anggota keluarga lain bisa diaktifkan lagi. Saat ini sudah aktif dan bisa digunakan kembali untuk berobat,” tutur Yuni.
Dari sekian banyak pengalaman Yuni mengakses layanan kesehatan dengan JKN, menurutnya pelayanan yang didapat sudah sangat baik. Pelayanan baik di tingkat pertama maupun lanjutan diberikan dengan baik sesuai dengan ketentuan.
“Alhamdulillah saya dan keluarga yang pernah menggunakan JKN dilayani dengan baik. Dari klinik, Puskesmas hingga rumah sakit layananya sudah sangat baik,” tegas Yuni.
Untuk mengakses layanan kesehatan, Yuni telah mencoba antrean online di Aplikasi Mobile JKN. Dengan mengambil antrean melalui aplikasi, Yuni mendapatkan kepastian antrean serta kepastian jadwal. Ia bisa mengatur waktu dengan lebih baik, apalagi ia seorang pekerja yang perlu menyesuaikan rutinitas kerjanya.
“Lebih enak menggunakan Aplikasi Mobile JKN, kita bisa memastikan jadwal kontrol ke rumah sakit. Daripada datang ke sini ternyata jadwalnya tidak pas padahal sudah cuti kerja,” ujarnya.