Home > News

ITS Gandeng AESI Akselerasikan Pengembangan Teknologi Energi Surya

Dengan proyeksi investasi yang mencapai Rp 2.000 triliun, Wiluyo mendorong ITS untuk mengambil peran sentral.
Wakil Rektor IV Bidang Riset, Inovasi, Kerja Sama, dan Kealumnian ITS Prof Ir Agus Muhamad Hatta ST MSi PhD Sumber:dok ITS
Wakil Rektor IV Bidang Riset, Inovasi, Kerja Sama, dan Kealumnian ITS Prof Ir Agus Muhamad Hatta ST MSi PhD Sumber:dok ITS

SURABAYA -- Menyadari potensi energi surya yang melimpah, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mempertegas komitmennya pada riset sumber energi baru terbarukan (EBT) energi surya. Hal ini diwujudkkan dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI) di Auditorium Research Center ITS, Rabu (10/9).

Ketua Dewan Pengawas AESI Ir Wiluyo Kusdwiharto ST MBA IPU ASEAN Eng mengungkapkan antusiasmenya dalam kerja sama ini. Menurutnya, ITS memiliki peluang riset energi surya yang luas, seiring dengan target pembangunan pembangkit listrik fotovoltaik di Indonesia sebesar 117,1 gigawatt. “Dalam hal ini, ITS dapat berperan dalam pengembangan teknologi agar bangsa ini tidak terus mengandalkan impor,” jelas alumnus Teknik Mesin ITS tersebut.

Dengan proyeksi investasi yang mencapai Rp 2.000 triliun, Wiluyo mendorong ITS untuk mengambil peran sentral. Ia berharap Kampus Pahlawan ini dapat memulai riset menciptakan teknologi yang aplikatif untuk industri nasional, sehingga Indonesia tidak hanya menjadi konsumen produk luar negeri. “Saatnya insinyur Indonesia bangkit dan menciptakan teknologi untuk kemajuan bangsa,” pesannya penuh harap.

Kolaborasi ini disambut hangat oleh Wakil Rektor IV Bidang Riset, Inovasi, Kerja Sama, dan Kealumnian ITS Prof Ir Agus Muhamad Hatta ST MSi PhD. Profesor yang akrab disapa Hatta ini menekankan bahwa ITS merupakan kampus yang berkomitmen pada riset EBT, dibuktikan dengan adanya Renewable Energy Independence Demonstrator (REIDI).

“Fasilitas ini menjadi living laboratorary bagi mahasiswa untuk bekal mencapai visi kemandirian energi nasional,” tuturnya.

Lebih jauh, Hatta menyampaikan bahwa kolaborasi dengan AESI bukan sekadar penandatanganan dokumen, tetapi merupakan langkah konkret ITS untuk memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat. Menurutnya, keterlibatan perguruan tinggi dalam riset dan pengembangan energi surya sangat penting. “Terlebih Indonesia memiliki potensi besar yang belum sepenuhnya dimanfaatkan,” ujar Guru Besar Teknik Fisika ITS ini.

Tak hanya penandatanganan MoU, gelaran ini juga menghadirkan kuliah tamu bersama Ketua Umum AESI Mada Ayu Habsari bertajuk Tantangan, Strategi, dan Kesuksesan dalam Dunia Energi. Melalui pemaparan ini, para mahasiswa diharapkan mendapatkan wawasan dari para pemimpin industri, sehingga dapat termotivasi menjadi penerus yang menjawab tantangan energi bersih di Indonesia.

Melalui agenda ini, ITS menegaskan perannya dalam mendukung Sustainable DevelopmentGoals (SDGs) poin ke-4 tentang pendidikan berkualitas, poin ke-7 tentang energi bersih dan terjangkau, serta poin ke-9 tentang industri, inovasi, dan infrastruktur. Kolaborasi ITS dan AESI itu juga berkontribusi pada SDG ke-17 tentang kemitraan untuk mencapai tujuan.

× Image