Home > Kuliner

Melestarikan Kuliner Tradisional dari Rumah Kita

Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan menanam rempah di rumah.
Makanan tradisional soto ayam Lamongan. (Dok. Istimewa)
Makanan tradisional soto ayam Lamongan. (Dok. Istimewa)

JAKARTA - Sejarawan makanan Fadly Rahman mengemukakan bahwa upaya untuk melestarikan kuliner tradisional Indonesia bisa dimulai dari rumah. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan menanam tanaman rempah di lingkungan rumah.

"Membudidayakan apa yang terjangkau oleh kita, misalnya tanaman bumbu, tanaman pangan yang bisa dibudidayakan oleh kita di sekitar rumah. Ini yang bisa kita perkenalkan terlebih dahulu kepada anggota keluarga di rumah, anak, atau keturunan kita," kata dosen Universitas Padjadjaran Bandung itu di Jakarta, akhir pekan kemarin.

Dalam gelar wicara di Festival Merayakan Gastronomi Indonesia, ia mengemukakan bahwa rempah-rempah yang biasa digunakan dalam masakan tradisional Indonesia dapat diperkenalkan kepada anggota keluarga di rumah. Selain itu, orang tua dapat mengajak anak-anak untuk melihat langsung tempat budi daya tanaman rempah serta proses pembuatan makanan tradisional.

"Ini akan menjadi sangat awal bagaimana apa yang kita konsumsi, yang terhidang di meja makan kita, ternyata melalui proses yang sangat panjang dari hulu ke hilir, ini yang enggak terjadi di kehidupan masyarakat kita sekarang," kata Fadly.

Fadly mengatakan bahwa perkembangan industri makanan instan merupakan salah satu faktor yang membuat masyarakat sekarang kurang akrab dengan proses penyajian makanan mulai dari bahan mentah hingga menjadi hidangan. Padahal, pewarisan pengetahuan tentang rangkaian proses pembuatan makanan tradisional penting dalam upaya pelestarian makanan tradisional Indonesia.

Fadly berharap penyelenggaraan acara Gastronomi Indonesia dapat mendorong orang untuk memperkenalkan makanan lokal ke lingkungan terdekat dan mempelajari sejarah kuliner Indonesia.

"Story telling itu penting dalam memperkenalkan kuliner lokal kepada generasi penerus, sekarang dan akan datang, dengan begitu mereka akan lebih sadar bahwa makanan ini memiliki nilai historis yang perlu dijaga, dengan memperkenalkan terlebih dahulu tentang kekayaan alam, budaya, dan keterhubungan antara kuliner dengan alam dan budaya," demikian Fadly Rahman.

× Image