Home > News

Rhoma Irama Hadiri Dakwah Sphere Lembaga Dakwah PBNU

Dakwah harus dilakukan secara profesional, namun tidak boleh dijadikan sebagai profesi.
Rhoma Irama menerima hadir pada peluncuran buku yang digelar Lembaga Dakwah PBNU                                 Sumber:dok PBNU
Rhoma Irama menerima hadir pada peluncuran buku yang digelar Lembaga Dakwah PBNU Sumber:dok PBNU

JAKARTA -- Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD PBNU) menggelar pertemuan akbar bagi para pegiat dakwah digital NU dalam acara bertajuk “Dakwah Sphere: Ngaji dan Temu Pegiat Dakwah Digital NU”. Hadir di acara antara lain Dr. H. Rhoma Irama, Al-Habib Muhammad Syahab, KH. Syamsuddin Nur Makka, S.Sos., SQ., MA., serta para pengurus Lembaga Dakwah PBNU.

Salah satu agenda utama dalam kegiatan ini adalah peluncuran buku berjudul “Perempuan, Dakwah, Birokrasi & Media”, sebuah karya komprehensif yang membahas peran strategis perempuan dalam lanskap dakwah modern. Acara ini diselenggarakan di Plaza Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Selasa (18/02/2025).

Ketua LD PBNU, KH. Abdullah Syamsul Arifin (Gus Aab) menyatakan, dakwah harus dilakukan secara profesional, namun tidak boleh dijadikan sebagai profesi. “Dakwah harus profesional tapi jangan pernah dijadikan profesi agar tidak keluar dari Rel Prinsip washatiyah dicari dari situ,” tegasnya.

Ia juga menyoroti pentingnya dakwah yang menyasar semua lapisan masyarakat, sebagaimana pesan dari Pendiri NU, Hadratussyekh KH. Hasyim Asy’ari.“Ajakan beliau diawali dengan menyebut al-fuqara dan ad-dhuafa. Jadi itu yang diajak oleh beliau,” ujar Gus Aab.

Menurutnya, dakwah harus menjangkau kaum dhuafa karena mayoritas warga NU berada dalam kelompok tersebut. Namun, untuk keberlanjutan dakwah, diperlukan juga peran para aghniya (orang kaya) agar terjadi keseimbangan dalam mendukung dakwah dan advokasi sosial.

Pendakwah kondang KH. Syamsuddin Nur Makka (Ustadz Syam) turut mengapresiasi NU Online Super App sebagai aplikasi keislaman yang paling lengkap. “Saya termasuk followers NU Online dan download NU Online karena yang paling lengkap itu NU Online aplikasinya,” ujarnya disambut tepuk tangan peserta.

Ia juga berbagi pengalaman bagaimana aplikasi ini sangat membantunya dalam menyiapkan materi dakwah dan khutbah Jumat.“Kalau mau khutbah Jumat, belum ada konsep, tiba-tiba suruh khutbah, langsung buka NU Online. Begitu saya buka mukaddimahnya, pas scroll ke bawah eh bahasa Sunda,” ucapnya, disambut tawa hadirin. Ia pun berharap NU Online menyediakan khutbah Jumat dalam Bahasa Bugis.

NU Online Super App dikembangkan oleh media resmi PBNU untuk memudahkan umat Islam dalam mengakses bacaan maulid, khutbah, dan referensi dakwah lainnya. Aplikasi ini menyediakan berbagai jenis bacaan maulid, termasuk Maulid Diba’i, Barzanji, Syarafil Anam, Simthud Durar, serta Qasidah Burdah.

Al-Habib Muhammad Syahab dalam kesempatan tersebut menekankan pentingnya menyesuaikan dakwah dengan perkembangan zaman. “Kita perlu menyesuaikan zaman dengan teknologi, selama tidak keluar dari syariat dan menjadikan kemajuan zaman sebagai alat dakwah. Walaupun netizen itu maha benar dengan komentarnya, bagaimana kita tetap memanfaatkan media untuk menyampaikan kebaikan yang ramah, kasih sayang, lemah lembut, dan moderat, sebagaimana yang diajarkan Nabi Muhammad SAW,” ujarnya.

Sementara itu, H. Rhoma Irama menyampaikan bahwa dakwah melalui musik dan seni merupakan metode yang efektif dalam menyampaikan nilai-nilai Islam kepada masyarakat luas.

“Dakwah melalui musik lebih mudah diterima oleh masyarakat. Dalam setiap konser, saya selalu mengawali dengan salam. Banyak lagu yang saya ciptakan mengandung pesan dakwah, seperti larangan berjudi, penghormatan kepada ibu, hingga makna surat Al-Ikhlas." Jelasnya.

Bahkan sampai pernah mendapat penggilan atas kontroversi lagu Makna Al-Ikhlas tersebut, hal itu disebabkan saat itu keagamaan dibawa di dunia musik konser adalah hal yang tabu, yang kemudian menyebabkan ia dipanggil oleh MUI untuk klarifikasi.

"Saya bahkan pernah dipanggil oleh MUI karena dianggap menjual agama. Namun, setelah para ulama MUI mendengarkan lagu-lagu saya, mereka justru memberikan dukungan. Hal ini semakin menguatkan semangat saya untuk terus berdakwah melalui musik,” ungkapnya.

Selanjutnya menurut Sekretaris Lembaga Dakwah PBNU KH. Nurul Badruttamam, Dakwah Sphere ini adalah sebuah ajang untuk mempertemukan para dai-daiyah yang aktif di dunia dakwah digital. Program ini dirancang sebagai ruang strategis untuk ngaji bersama sekaligus berkolaborasi menghadapi tantangan dakwah di era teknologi yang serba cepat.

"Dakwah Sphere diharapkan dapat menjawab tantangan dakwah di era digital serta menjadi ruang berbagi wawasan, pengalaman, dan strategi dakwah yang relevan. Salah satu fokus utama kegiatan ini adalah merumuskan standardisasi dai agar kualitas dakwah tetap terjaga," ujar Kyai Nurul.

Dengan pengaruh dunia digital yang semakin meningkat, kualitas dakwah di ranah digital harus lebih profesional dan sesuai nilai-nilai agama. "Melalui kegiatan ini, kami juga merumuskan langkah konkret untuk menciptakan standar dakwah yang efektif dan diterima masyarakat luas," imbuhnya.

Program ini akan menghadirkan dai-daiyah NU yang sudah dikenal di media sosial untuk membahas tantangan dan peluang dalam dakwah digital. Melalui sinergi antar dai, diharapkan akan lahir kerangka kerja untuk membentuk dai yang berkompeten dan mampu bersaing di era digital, dengan tetap menjaga moderasi beragama.

× Image