Pimpinan Ormas Islam Bicarakan Upaya Penghentian Genosida di Gaza Palestina

JAKARTA -- Pertemuan 12 pimpinan ormas Islam dengan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH. Yahya Cholil Staquf berlangsung di Kantor Pusat PBNU Jakarta, sebagai ajang silaturrahim pasca Idul Fitri 1446, dengan agenda utama membahas langkah bersama mencari solusi penghentian genosida di Gaza dan kemerdekaan Palestina.
Pertemuan diawali dengan makan siang bersama penuh keakraban di ruangan yang nyaman dan tampak baru. Para Ketua Umum (Ketum) Ormas berbincang santai tentang banyak hal.
KH. Yahya Cholil Staquf yang akrab dipanggil Gus Yahya, didampingi sekitar 10 orang dari ketua-ketua PBNU serta Wasekjen PBNU. Diantaranya Kiyai Zulfa dan Gus Ulil Abshar Abdallah.
Mengawali materi pertemuan, Ustadz Zaitun Rasmin selaku inisiator silaturrahim menyampaikan, bahwa situasi genosida Gaza yang sangat parah memerlukan kebersamaan dan kolaborasi pemimpin ormas, tokoh umat dan pemimpin negara terutama Presiden. Apalagi Indonesia adalah negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia.
"Indonesia adalah negara besar dengan sejarah panjang sebagai pelopor dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa-bangsa tertindas. Kini saatnya Indonesia kembali tampil sebagai motor penggerak dunia Islam, sebagaimana peran besar yang pernah ditunjukkan di era Bung Karno," ujar Ustadz Zaitun, Ketua Umum Wahdah Islamiyah. Salah satu ormas Islam nasional yang kini telah tersebar di 36 provinsi dan lebih dari 250 kabupaten/kota di Indonesia.
Gus Yahya menyambut baik dan berterima kasih atas inisiatif tersebut serta menyampaikan kesiapannya untuk bersinergi mendorong pemerintah Indonesia mengambil langkah-langkah strategis di kancah internasional terkait masalah gaza dan kemerdekaan Palestina.
"Palestina adalah tanggung jawab moral kita semua sebagai umat Islam dan sebagai bangsa yang menjunjung tinggi prinsip kemanusiaan. Negara-negara lain belum bisa diharapkan, karena sekedar membicarakan saja belum. Mereka "belum punya judul". Bersama-sama, kita harus menguatkan pemerintah untuk memulainya," ujar Gus Yahya.
Para pimpinan ormas yang hadir juga menyepakati perlunya agenda lanjutan untuk memastikan komitmen ini dapat diwujudkan menjadi langkah nyata. Dengan posisi strategisnya, Indonesia diharapkan mampu menggerakkan dunia Islam dalam mendukung perjuangan rakyat Palestina.
Tokoh dan pemimpin ormas yang hadir antara lain Dr. Adian Husaini Ketum DDII, Ustaz Bachtiar Nashir Ketum AQL, Prof. Faishol Madi Ketum Al -Irsyad, Dr. Masyhuril Khomis Ketum Al Washliyah, Dr. Nashirul Haq Ketum Hidayatullah, Dr. Kusyairi Ketum IKADI dan Ustaz Embay Ketum Mathlaul Anwar.
Terungkap pula dalam pertemuan bahwa banyak negara Islam di dunia yang menanti langkah strategis Indonesia untuk kembali menjadi pelopor solusi damai. Sebagaimana dulu bahkan Indonesia pernah menjadi tuan rumah Konferensi Asia Afrika, pembentukan ASEAN, dan menginisiasi perdamaian di Afghanistan belum lama ini.
Dalam diskusi yang berlangsung hangat, berbagai gagasan konkret disampaikan. Para pimpinan ormas Islam sepakat untuk membahas lebih matang lagi dalam sebuah tim kecil sehingga menjadi usulan konkret yang akan disampaikan kepada Presiden RI dan pimpinan lembaga legislatif.