Prof. Mamun Murod: Guru Besar Ilmu Politik dengan Misi Kampus Kelas Dunia

JAKARTA -- Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) kembali memercayakan kepemimpinan kepada Prof. Dr. Ma’mun Murod Al-Barbasy, S.Sos., M.Si. sebagai Rektor periode 2025–2029, setelah dilantik resmi pada 26 Mei 2025 di Auditorium KH. Azhar Basyir. Pelantikan kedua ini menandai momentum kelanjutan transformasi UMJ menuju World Class University, dengan fokus tidak hanya pada prestasi akademik dan jejaring global, tetapi juga kontribusi nyata bagi masyarakat, umat, dan bangsa.
Kisah Akademik dan Karier Dosen Politik
Perjalanan akademik Ma’mun diawali dengan menempuh studi Sarjana Ilmu Politik di Universitas Muhammadiyah Malang (1995), kemudian Magister Ilmu Politik di Universitas Airlangga (1999), dan akhirnya menyelesaikan Program Doktor Ilmu Politik di Universitas Indonesia (2016). Sejak tahun 2000, Ma’mun aktif sebagai dosen Ilmu Politik di FISIP UMJ, yang tidak hanya mengajar, tetapi juga membangun atmosfer diskusi kritis dan penulisan ilmiah di kalangan mahasiswa.
Dedikasi nya tidak hanya ranah akademik, namun juga dalam hal kepemimpinan. Kiprah nya pada kepemimpinan diamanahi berbagai jabatan strukturalnya di UMJ dimulai sebagai Sekretaris Program Studi Ilmu Politik, Wakil Dekan, hingga Dekan FISIP (2016–2021). Selama menjabat Dekan, ia memimpin reformasi kurikulum, memperluas jaringan akademik internasional, serta memperkuat publikasi dan riset akademik yang fundamental untuk peningkatan kualitas fakultas.
Puncak Akademik dan Refleksi Kebangsaan
Puncak akademik Ma’mun saat dikukuhkan sebagai Guru Besar Ilmu Politik pada 9 November 2023, dengan orasi yang merentangkan narasi antara Islam dan Pancasila: “Dialektika Islam dan Pancasila: Dari Ideologi Menuju Aktualisasi.” Pada orasi yang ia sampaikan menekankan bahwa perubahan Piagam Jakarta bukanlah pertarungan "kalah menang" kelompok Islam, melainkan wujud kesadaran kebangsaan.
Menurutnya, hal-hal penting terkait Islam dicoret dari naskah aslinya. Hasil ‘kompromi baru’ telah mengubah secara fundamental isi Piagam Jakarta. Perubahan yang pertama yaitu kata mukadimah diganti pembukaan. Kedua, dalam pembukaan anak kalimat: ‘Berdasarkan kepada Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya diubah menjadi ‘Berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa’.
“Kalau menggunakan pendekatan fikih: ma la yudraku kulluha la yutraka kulluhu, apa yang tak dapat diraih semuanya, yang sedikit jangan ditinggalkan. Kelompok Islam sebenarnya hanya menurunkan sedikit derajat perjuangan untuk menggapai kompromi dan konsensus yang elegan,” ujar Ma’mun.
Ma’mun juga menyampaikan mengenai komitmen Muhammadiyah dan Negara, serta komitmen Muhammadiyah terhadap Pancasila. Menurutnya, Muhammadiyah melalui Muktamar Makassar 2015 telah menegaskan komitmennya terhadap Pancasila yaitu dar al-ahdi wa al-syahadat dan Muhammadiyah juga akan terus mengawal negara dalam menghadapi tantangan kebangsaan.
Jejak Organisasi dan Jejaring Nasional
Tidak hanya aktif diranah akademik, perjalanannya dalam organisasi Ma’mun aktif sejak menjadi aktivis mahasiswa di IMM hingga diamanahkan menjadi Ketua Umum FOKAL IMM (2023–2028), dan juga diamanahkan sebagai Ketua Umum Forum Rektor PTM & ‘Aisyiyah (2025–2028). Di tingkat nasional, ia pernah menjadi tenaga ahli legislatif dan tim kampanye, serta dipercaya sebagai anggota Panitia Seleksi Komisioner Ombudsman RI (2026–2031), hal ini menjadi tanda kredibilitasnya di ranah kebangsaan.
Visi: Menyatukan Akademik dan Realitas Sosial
Kini, sebagai rektor terpilih untuk periode kedua, Ma’mun memperkuat visi UMJ dengan strategi menyeluruh, yaitu memperkokoh tata kelola kampus, memperluas jejaring global, menguatkan riset dan kualitas dosen-mahasiswa. Termasuk membangun reputasi Internasional UMJ sebagai lembaga yang memberikan arti bagi dunia, bukan sekadar dikenal.
“Saya akan berikhtiar semakimal mungkin dalam mewujudkan UMJ menjadi World Class University,” ujarnya.
Ma’mun memaparkan lima tahap penting dalam mencapai World Class University. Tahapan pertama adalah konsolidasi dan penguatan institusi, internasionalisasi dan penguatan SDM, riset unggulan dan publikasi global, peningkatan visibilitas internasional, serta pengakuan global dan kontribusi pada dunia Islam. Ia menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam perjalanan transformasi UMJ selama empat tahun terakhir.