Home > News

ITS Dorong Perguruan Tinggi Bersinergi Wujudkan Ketahanan Pangan

Pentingnya kolaborasi inovasi dan riset tidak hanya berhenti pada lingkungan akademis.
Rektor ITS Prof Dr (HC) Ir Bambang Pramujati ST MScEng PhD (dua dari kanan) menyerahkan cinderamata kepada Mendiktisaintek RI Prof Brian Yuliarto PhD (dua dari kiri) Sumber:dok ITS
Rektor ITS Prof Dr (HC) Ir Bambang Pramujati ST MScEng PhD (dua dari kanan) menyerahkan cinderamata kepada Mendiktisaintek RI Prof Brian Yuliarto PhD (dua dari kiri) Sumber:dok ITS

SURABAYA -- Guna mencapai visi kedaulatan pangan Indonesia, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggelar Forum Wakil Rektor (Forwarek) Bidang Kerja Sama PTN – ISI se-Indonesia 2025, Kamis (25/9). Mengusung tema Sinergi Perguruan Tinggi untuk Meningkatkan Ketahanan Pangan, forum yang dihelat di Ruang Sidang Senat Gedung Rektorat ITS ini dihadiri langsung 32 perwakilan dari seluruh Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Institut Seni Indonesia (ISI) di Indonesia.

Turut hadir pula, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) RI Prof Brian Yuliarto PhD. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya kolaborasi inovasi dan riset tidak hanya berhenti pada lingkungan akademis. Kolaborasi tersebut perlu diintegrasikan sesuai kebutuhan industri, khususnya petani, agar manfaatnya dapat dirasakan langsung.

“Dengan begitu, keberlanjutan ketahanan pangan akan terus meningkat,” tegasnya.

Sementara itu, Rektor ITS Prof Dr (HC) Ir Bambang Pramujati ST MSc Eng PhD dalam sambutannya juga menyampaikan bahwa perguruan tinggi memiliki peran vital dalam mendukung ketahanan pangan Indonesia. Peran tersebut tidak hanya terbatas pada mencetak sumber daya manusia (SDM), tetapi juga pengembangan riset yang aplikatif dan berdampak.

Lebih lanjut, Bambang menambahkan bahwa pertemuan ini juga menjadi momentum penting bagi perguruan tinggi dalam memberikan kontribusi nyata untuk bangsa. Ia berharap dengan adanya forum ini perguruan tinggi dapat lebih berperan dalam mendukung ketahanan pangan nasional. “Semoga dari forum ini dapat lahir inovasi maupun strategi yang berdampak secara nyata,” tuturnya.

Selaras dengan Bambang, Tenaga Ahli Menteri Bidang Hilirisasi Produk Peternakan Republik Indonesia (RI) Prof Dr Ir Ali Agus DAA DEA menjelaskan, tantangan pangan tidak dapat diselesaikan secara parsial, tetapi membutuhkan kolaborasi dan sinergi antarpemangku jabatan. Oleh karena itu, kerja sama perguruan tinggi, pemerintah, dan industri harus terus diperkuat melalui forum seperti ini.

Ali menegaskan, guna mencapai kedaulatan pangan terdapat beberapa factor yang perlu diprioritaskan. Faktor-faktor tersebut di antaranya adalah penyediaan benih unggul, pupuk berimbang, pengelolaan lahan sawah, hingga pembangunan irigasi dan infrastruktur. “Selain itu, peningkatan kompetensi dan regenerasi petani juga menjadi prioritas utama kita,” tandasnya.

Salah satu contoh implementasinya adalah penerapan konsep pertanian modern. Ali memaparkan pertanian ini berpusat pada konsep smart farming, digitalisasi pertanian, serta pemberdayaan startup petani muda. Menurutnya, implementasi ini disesuaikan dengan kondisi generasi muda yang dinilai lebih mudah memahami data, fakta, serta inovasi digital.

Terkait smart farming, Ali menjelaskan konsep ini menggunakan model pertanian berbasis teknologi digital yang memungkinkan observasi dan pengukuran lebih akurat. Dengan penguatan inovasi teknologi di sektor pertanian, kegiatan bercocok tanam dapat dilakukan secara efisien dan ramah lingkungan. “Masa depan pertanian Indonesia saat ini sangat bergantung pada generasi muda yang mampu memanfaatkan teknologi secara efektif,” tuturnya.

Melalui forum ini pula, ITS kembali menunjukkan kontribusinya dalam mendukung beberapa poin Sustainable Development Goals (SDGs). Khususnya pada poin ke-2 tentang mengurangi kelaparan; poin ke-9 terkait inovasi, industri, dan infrastruktur; serta poin ke-17 terkait kerja sama untuk mencapai tujuan. Hal tersebut tercermin melalui agenda Forwarek yang mendorong kolaborasi perguruan tinggi dalam riset, inovasi, dan kemitraan strategis.

× Image